Sri Mulyani: Setiap Dolar Naik Rp 100, Duit Negara Tambah Rp1,6 T


Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak selalu berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Perkasanya nilai tukar dolar ternyata memberi tambahan pendapatan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), rata-rata nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS sejak awal tahun ini hingga 7 September 2018 mencapai Rp13.977. Angka ini masih di atas asumsi makro dalam APBN 2018 yang sebesar Rp13.400 per dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, setiap pelemahan rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp100, pendapatan negara dari sektor pajak bertambah Rp4,7 triliun, sementara belanja negara juga akan bertambah Rp3,1 triliun. Sehingga terjadi selisih antara pendapatan dan pengeluaran ke angka surplus Rp1,6 triliun. 
"Setiap rupiah depresiasi Rp100, penerimaan negara nambah Rp4,7 triliun, tapi belanja negara juga naik Rp3,1 triliun, jadi positifnya Rp1,6 triliun," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/9). 

Meski demikian, Sri Mulyani enggan menyebutkan bahwa pemerintah diuntungkan dengan pelemahan kurs tersebut. Sebab menurutnya, pemerintah hanya mengelola instrumen fiskal agar tetap sehat. 
"Kami enggak gunakan untung atau rugi. Kami mengelola ekonomi Indonesia menggunakan instrumen APBN," jelasnya. 
Sri Mulyani sebelumnya menjelaskan, akibat pelemahan kurs tersebut, pendapatan negara hingga akhir bulan lalu sebesar Rp 1.152,7 triliun atau 60,68 persen dari target dalam APBN 2018 yang sebesar Rp1.894,7 triliun. Dari angka tersebut, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh paling besar, yakni 24,3 persen secara tahunan (yoy) dan perpajakan tumbuh 16,5 persen (yoy).
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==